Senin, 30 Juli 2012

thumbnail

Bertani Rumput Laut, Salah Satu Usaha di Nusa Penida


Serba-serbi si Alga merah dari pulau Nusa Penida
Oleh: I Gede Murta

Pernahkah kamu berpikir tentang semua yang kita nikmati setiap hari adalah hasil dari alam. Kebutuhan pokok ataupun pelengkap semuanya disediakan oleh alam baik yang dalam bentuk bahan mentah ataupun bahan jadi yang langsung bisa dikonsumsi. Salah satu bahan yang tidak terlepas dari kehidupan adalah bahan makanan. Rumput laut misalnya. Ini merupakan bahan mentah yang mempunyai segudang manfaat. Manfaat yang bisa didapat adalah untuk kosmetik, makanan dan minuman. Rumput laut merupakan sejenis alga yang mempunyai beberapa jenis seperti Alga merah dan Alga hijau.
Banyak daerah membudidayakan rumput laut sebagai mata pencaharian. Nusa Penida adalah salah satunya. Pulau yang merupakan sebuah kecamatan dan bagian dari kabupaten klungkung provinsi Bali ini berpenduduk hampir semuanya bekerja sebagai petani rumput laut. Di pulau nusa penida, arus laut dan keadaan yang mendukung perkembangan rumput laut adalah salah satu faktor penunjangnya. Rumput laut atau yang sering disebut oleh penduduk nusa penida sebagai “Bulung” banyak dibudidayakan sebagai benda yang bernilai ekonomis. “Bulung” atau rumput laut yang banyak dikembangkan adalah dari jenis alga merah atau “Bulung barak”.
Bulung barak (alga merah/rumput laut merah)
Foto: Dokumentasi penulis di Nusa Penida
Pengolahan rumput laut untuk menjadi bahan setengah jadi memerlukan waktu yang tidak singkat. Ada beberapa tahapan dan proses yang harus dijalani. Proses pembentukan rumput laut agar menjadi bahan setengah jadi sebagai bahan makanan, kosmetik, dan bumbu akan dijelaskan sebagai berikut.
Proses pertama adalah pemetikan atau pengangkatan dari laut. Proses ini harus dilakukan dengan perhitungan waktu tertentu yang dihitung mulai dari penanaman rumput laut. Di nusa penida, proses ini disebut “ngraut” yang kemudian dilanjutkan ke proses “negul bulung” sebagai proses kedua, dimana ini adalah proses pengembangmbiakan rumput laut.
Rumput laut diikat pada sebuah tali yang panjangnya berkisar dari 3 sampai 7 meter tergantung dari keadaan lahan dan keinginan petani yang bersangkutan. Bulung yang sudah diikat ini nantinya akan di bawa ke laut untuk di tenggelamkan sebagai proses penanaman.
Rumput laut yang sudah diikat

Foto: Dokumentasi penulis di nusa penida
Dalam proses ini, Bulung akan dipilah untuk diambil bibitnya dan sisa pilahan itu akan dipisahkan untuk “ditangkob” atau fermentasi menggunakan bantuan sinar matahari supaya menjadi “tasak” atau matang sebagai proses ketiga. Biasanya rumput laut yang matang akan berwarna kuning keputih-putihan.
Rumput laut sisa yang difermentasi dalam sebuah plastik (nangkob)
Foto: Dokumentasi penulis di Nusa Penida

Rumput laut yang sudah berwarna kuning keputihan karena proses fermentasi kemudian akan diambil dan dijemur diatas sebuah media terpal untuk proses pengeringan. Proses keempat ini menghabiskan waktu kurang lebih 1 atau 2 hari tergantung dari cuaca karena alat yang digunakan untuk pengeringan adalah sinar matahari. Rumput laut yang sudah kering akan disimpan disebuah tempat khusus atau bisa juga disebut gudang untuk dikumpulkan. Bulung yang sudah terkumpul banyak kemudian akan di jual dengan kisaran harga yang bervariasi.
Rumput laut yang dijemur
Foto: Dokumentasi penulis di Nusa Penida
Harapan penulis kepada pemerintah kabupaten klungkung  bekerjasama dengan kecamatan Nusa Penida adalah supaya lebih memperhatikan para penduduk di nusa penida khususnya petani rumput laut. Bantuan seperti bibit rumput laut tambahan perlu diberikan sebagai cadangan untuk dimusim tertentu yang menyebabkan rumput laut membusuk. Menstabilkan harga rumput laut di pulau Nusa penida sehingga tidak berfluktuasi atau naik turun agar para petani tidak kepupungan dan tertekan.

Note:
·         Bulung         = rumput laut
·         Barak           = merah
·         Kepupungan = kelabakan
·         Ngraut          = memanen rumput laut
·         Nangkob      = membungkus/menutup (proses fermentasi mumbungkus rumput laut dengan  plastik)
·         Tasak           = matang
-    Negul           = mengikat


Artikel terkait: 
Jiwa usaha kreatif, Perlunya pelatihan pengolahan produk dan teknik wirausaha bagi penduduk Nusa Penida 
Keindahan Pulau NUSA PENIDA- Feel the real adventure  
Rumput Lautku, Berlianku 

Jumat, 20 Juli 2012

thumbnail

rumput laut nusa penida


Rumput Lautku, Berlianku
Oleh: I Gede Murta

Warnamu berkilau oleh sinar keemasan sang mentari
Terpantul cahaya bagai berlian di pagi hari
Tapi Kau bukan berlian atau permata yang selalu dicari
Sang pemberi harapan itulah nama yang kuberi
Rumput laut pemberi nafkah pada sang negeri
Tumbuh ditempat dimana aku sedang berdiri

Engkau kujuluki berlian dari Nusa Penida
Merah dan hijau itulah warnamu yang tercipta
Hidup dalam birunya laut bagai di surga
Surga yang tersembunyi di pulau biasa
Tetapi Pulau luar biasa elok bagiku yang tinggal disana

Rumput laut di Nusa Penidaku
Engkaulah sang berlian hati dari pulau tercintaku
Bermahkotakan Harapan untuk semua yang mencintaimu
Sang Berlian di tubuh ibu pertiwi yang melebihi apapun