Kamis, 20 Juni 2013

thumbnail

9 Cara Berkomunikasi Yang Baik


9 cara berkomunikasi yang baik

Dengan berkomunikasi yang baik, kita dapat mendapat timbal balik yang baik pula. Komunikasi akan menjadi sia-sia jika tidak dilakukan dengan baik. Kita mempunyai maksud yang baik, tetapi jika kita tidak dapat mengkomunikasikannya dengan baik maka bisa saja orang lain akan menangkapnya berbeda atau dapat menyebabkan misunderstanding.
Komunikasi adalah seni karena terdapat prinsip-prinsip dan tema tertentu yang masuk akal dengan beribu-ribu variasi terhadap tema-tema ini. Dalam berkomunikasi, besar atau kecil, formal atau tidak formal, antara perorangan maupun kelompok, memiliki dampak yang sangat besar. Salah satu contohnya ketika seseorang diseleksi dan terlihat gugup, maka penyeleksipun akan mengira bahwa ia tidak yakin dan panitia pun akan merasa kurang percaya.
Dalam berkomunikasi, “kemampuan untuk menyatakan atau menyampaikan suatu ide  hampir sama pentingnya dengan ide itu sendiri”, Bernard Baruch (diambil dari Decker, 1990). Hal ini merupakan suatu usaha untuk mendapatkan kepercayaan dari lawan bicara atau orang lain karena “unsur utama bagi komunikasi yang efektif adalah dapat dipercaya.” Selain itu, komunikasi  yang efektif adalah kombinasi seimbang antara komunikasi verbal, vocal, dan visual.
Kepribadian juga merupakan faktor penting dalam berkomunikasi. Pribadi yang ramah tamah, ingin meyakinkan orang lain, suka berbicara dan bekerja dengan orang lain serta kekuasaan adalah kualitas pribadi yang berdampak positif terhadap karier. Kesinambungan antara otak kanan dan otak kiri dalam menghasilkan komunikasi yang berkualitas diperlukan untuk memaksimalkan keefektifan dalam berkomunikasi.
Dalam bukunya yang berjudul the art of communicating (seni berkomunikasi), Decker menyebutkan 9 keterampilan-keterampilan perilaku dalam komunikasi yaitu:
1.      Komunikasi mata yang mantap
Komunikasi mata yang baik adalah lebih dari hanya sekilas pandang saja. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membentuk komunikasi mata yang efektif adalah 1). keakraban (intimacy), intimidation (intimidasi), dan involvement (keterlibatan). 2). Berhati-hatilah terhadap “eye dart” atau memandang apa saja selain pendengar kita ketika kita merasa gugup. Mata kita seperti menjelajah ruangan, meloncat-loncat kesana-kemari seperti ketakutan. 3). Hindari “so-blink” (memejamkan mata sampai 2-3 detik) karena ini akan menyampaikan pesan “saya sebenarnya tidak mau disini”. Tingkatkan kemampuan dalam melihat anda, kepekaan, dan hilangkan intimidasi.
2.      Sikap yang baik
Hal ini meliputi berdiri tegak karena ini mencerminkan kepercayaan diri, gunakan energy alamiah anda dengan cara atau gerakan yang positif, serta sesuaikan dan gunakanlah gaya anada sendiri yang membuat anda nyaman.
3.      Gerak isyarat (body gestures) yang wajar
Kenali kebiasaan-kebiasaan anda dengan merekam diri sendiri dalam video baik itu ketika anda gugup, berlebihan, jarang tersenyum dan yang lain. Berusahalah untuk ridak melebih-lebihkan, tersenyumlah karena tersenyum adalah perangsang orang lain untuk ikut tersenyum kepada anda tetapi jangan tersenyum palsu. Nontonlah televise atau film dengan menghilangkan suara TV karena kita dapat banyak yang dikomunikasikan oleh mereka dan yang terkhir adalah ujilah senyuman anda.
Merubah kebiasaan dengan cara belajar. Ada tiga konsep belajar oleh Abraham Maslow yaitu, ketidaktahuan secara tidak sadar, ketidaktahuan secara sadar, kemampuan dengan sadar, dan kemampuan dengan tidak sadar.
Semua komunikator berada dalam salah satu dari empat tahap berbicara berikut yaitu: bukan pembicara, pembicara kadang-kadang, pembicara yang bersedia, dan pemimpin
4.      Pakaian dan penampilan yang tepat dan pantas
Kesan pertama sangat penting dalam suatu komunikasi. Penampilan adalah hal yang tidak bisa dianggap remeh bahakan sangat penting. Kita mendapat kesan langsung dan hidup dari orang –orang selama lima detik pertama kita melihat mereka. Para ahli memperkirakan bahwa diperlukan 5 menit lagi untuk menambah 50% kesan lagi. Pakaian dan rambut yang pantas adalah hal penting dalam penampilan. Dalam kebiasaan berpakaian, ubahlah/lihatlah sesuatu dengan cara yang baru setiap hari. Tanyalah pendapat orang lain tentang bagaimana anda kelihatan.
5.      Suara dan variasi vokal
Suara adalah aspek yang penting dalam berbicara dan komunikasi karena suara kita memancarkan energi. Dari suara kita bisa mendapatkan banyak teman, dari suara kita dapat menjalin hubungan, bahkan jika tidak dipahami, dari suara juga kita bisa bermusuhan. Nada dan mutu vokal. Kita dapat mengenali karakter atau kondisi seseorang dari suaranya atau bahkan dari hanya mendengar nada dari satu kata saja. Suara memiliki empat aspek yang perlu dipahami yaitu kesantaian, pernapasan, proyeksi, dan resonasi. Penggunaan variasi suara dalam berkomunikasi diperlukan agar tidak monoton.
6.      Penggunaan bahasa dan istirahat yang efektif
Menggunakan satu kata setiap hari yang diambil baik dari kamus atau berita dpat menambah kosakata anda. Memperhatikan jargon atau logat daerah anda yang terkadang tanpa sadar meloncat keluar dari mulut anda. Ambilah istirahat ketika anda berbicara untuk menjaga komunikasi tetap baik.
7.      Keterlibatan pendengar secara aktif
Ada tiga teknik yang dapat diterapkan untuk melibatkan pendengar kita yaitu dengan gaya anda (menciptakan pembukaan yang kuat, perhatikan semua pendengar anda ketika anda berbicara), interaksi anda dengan pendengar (bertanya pada pendengar dan melibatkan dalam diskusi), dan isi sebenarnya dari apa yang anda katakan (pertimbangan waktu, perhatian, serta sisipkan humor).
8.      Penggunaan humor secara efektif
Humor sangat penting dalam percakapan baik satu arah maupun dua arah dal komunikasi karena humor dapat memberikan efek rileks dan santai sehingga pendengar dapat dengan tidak canggung akan ikut berpartisipasi. Humanisasi adalah humor karena orang paling gampang belajar melalui humor. Dalam suatu komunikasi, yang dilihat orang laian dalah senyuman anda.
9.      Bersikap secara wajar
Cara berkomunikasi yang baik terakhir adalah dengan menunjukkan sikap anda secara wajar karena terkadang ketika berkomunikasi baik secara sadar ataupun tidak sadar beberapa orang dapat bertingkah berlebihan yang padahal dapat merugikan diri sendiri.


Sumber:
Bert, Decker. 1990. Seni berkomunikasi (menjalin hubungan yang lebih harmonis antar perorangan dalam bisnis) alih bahasa oleh Rochmulyati Hamzah. Crisp publications, INC. binarupa Aksara: Jakarta (1991)

Subscribe by Email

Follow Updates Articles from This Blog via Email

No Comments