9 cara berkomunikasi yang baik
Dengan berkomunikasi yang baik, kita dapat mendapat timbal balik yang baik
pula. Komunikasi akan menjadi sia-sia jika tidak dilakukan dengan baik. Kita
mempunyai maksud yang baik, tetapi jika kita tidak dapat mengkomunikasikannya
dengan baik maka bisa saja orang lain akan menangkapnya berbeda atau dapat
menyebabkan misunderstanding.
Komunikasi adalah seni karena terdapat prinsip-prinsip dan tema tertentu
yang masuk akal dengan beribu-ribu variasi terhadap tema-tema ini. Dalam
berkomunikasi, besar atau kecil, formal atau tidak formal, antara perorangan
maupun kelompok, memiliki dampak yang sangat besar. Salah satu contohnya ketika
seseorang diseleksi dan terlihat gugup, maka penyeleksipun akan mengira bahwa
ia tidak yakin dan panitia pun akan merasa kurang percaya.
Dalam berkomunikasi, “kemampuan untuk menyatakan atau menyampaikan suatu
ide hampir sama pentingnya dengan ide
itu sendiri”, Bernard Baruch (diambil dari Decker, 1990). Hal ini merupakan
suatu usaha untuk mendapatkan kepercayaan dari lawan bicara atau orang lain
karena “unsur utama bagi komunikasi yang efektif adalah dapat dipercaya.”
Selain itu, komunikasi yang efektif
adalah kombinasi seimbang antara komunikasi verbal, vocal, dan visual.
Kepribadian juga merupakan faktor penting dalam berkomunikasi. Pribadi yang
ramah tamah, ingin meyakinkan orang lain, suka berbicara dan bekerja dengan
orang lain serta kekuasaan adalah kualitas pribadi yang berdampak positif
terhadap karier. Kesinambungan antara otak kanan dan otak kiri dalam
menghasilkan komunikasi yang berkualitas diperlukan untuk memaksimalkan
keefektifan dalam berkomunikasi.
Dalam bukunya yang berjudul the art of communicating (seni berkomunikasi),
Decker menyebutkan 9 keterampilan-keterampilan perilaku dalam komunikasi yaitu:
1. Komunikasi mata yang mantap
Komunikasi mata yang baik adalah lebih dari hanya sekilas
pandang saja. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membentuk komunikasi mata
yang efektif adalah 1). keakraban (intimacy), intimidation (intimidasi), dan
involvement (keterlibatan). 2). Berhati-hatilah terhadap “eye dart” atau
memandang apa saja selain pendengar kita ketika kita merasa gugup. Mata kita
seperti menjelajah ruangan, meloncat-loncat kesana-kemari seperti ketakutan.
3). Hindari “so-blink” (memejamkan mata sampai 2-3 detik) karena ini akan
menyampaikan pesan “saya sebenarnya tidak mau disini”. Tingkatkan kemampuan
dalam melihat anda, kepekaan, dan hilangkan intimidasi.
2. Sikap yang baik
Hal ini meliputi berdiri tegak karena ini mencerminkan
kepercayaan diri, gunakan energy alamiah anda dengan cara atau gerakan yang
positif, serta sesuaikan dan gunakanlah gaya anada sendiri yang membuat anda
nyaman.
3. Gerak isyarat (body gestures) yang wajar
Kenali kebiasaan-kebiasaan anda dengan merekam diri
sendiri dalam video baik itu ketika anda gugup, berlebihan, jarang tersenyum
dan yang lain. Berusahalah untuk ridak melebih-lebihkan, tersenyumlah karena
tersenyum adalah perangsang orang lain untuk ikut tersenyum kepada anda tetapi
jangan tersenyum palsu. Nontonlah televise atau film dengan menghilangkan suara
TV karena kita dapat banyak yang dikomunikasikan oleh mereka dan yang terkhir
adalah ujilah senyuman anda.
Merubah kebiasaan dengan cara belajar. Ada tiga konsep
belajar oleh Abraham Maslow yaitu, ketidaktahuan secara tidak sadar,
ketidaktahuan secara sadar, kemampuan dengan sadar, dan kemampuan dengan tidak
sadar.
Semua komunikator berada dalam salah satu dari empat
tahap berbicara berikut yaitu: bukan pembicara, pembicara kadang-kadang,
pembicara yang bersedia, dan pemimpin
4. Pakaian dan penampilan yang tepat dan pantas
Kesan pertama sangat penting dalam suatu komunikasi.
Penampilan adalah hal yang tidak bisa dianggap remeh bahakan sangat penting.
Kita mendapat kesan langsung dan hidup dari orang –orang selama lima detik
pertama kita melihat mereka. Para ahli memperkirakan bahwa diperlukan 5
menit lagi untuk menambah 50% kesan lagi. Pakaian dan rambut yang pantas
adalah hal penting dalam penampilan. Dalam kebiasaan berpakaian,
ubahlah/lihatlah sesuatu dengan cara yang baru setiap hari. Tanyalah pendapat
orang lain tentang bagaimana anda kelihatan.
5. Suara dan variasi vokal
Suara adalah aspek yang penting dalam berbicara dan
komunikasi karena suara kita memancarkan energi. Dari suara kita bisa
mendapatkan banyak teman, dari suara kita dapat menjalin hubungan, bahkan jika
tidak dipahami, dari suara juga kita bisa bermusuhan. Nada dan mutu vokal.
Kita dapat mengenali karakter atau kondisi seseorang dari suaranya atau bahkan
dari hanya mendengar nada dari satu kata saja. Suara memiliki empat aspek yang
perlu dipahami yaitu kesantaian, pernapasan, proyeksi, dan resonasi. Penggunaan
variasi suara dalam berkomunikasi diperlukan agar tidak monoton.
6. Penggunaan bahasa dan istirahat yang efektif
Menggunakan satu kata setiap hari yang diambil baik dari
kamus atau berita dpat menambah kosakata anda. Memperhatikan jargon atau
logat daerah anda yang terkadang tanpa sadar meloncat keluar dari mulut anda. Ambilah
istirahat ketika anda berbicara untuk menjaga komunikasi tetap baik.
7. Keterlibatan pendengar secara aktif
Ada tiga teknik yang dapat diterapkan untuk melibatkan
pendengar kita yaitu dengan gaya anda (menciptakan pembukaan yang kuat,
perhatikan semua pendengar anda ketika anda berbicara), interaksi anda
dengan pendengar (bertanya pada pendengar dan melibatkan dalam diskusi), dan isi
sebenarnya dari apa yang anda katakan (pertimbangan waktu, perhatian, serta
sisipkan humor).
8. Penggunaan humor secara efektif
Humor sangat penting dalam percakapan baik satu arah
maupun dua arah dal komunikasi karena humor dapat memberikan efek rileks
dan santai sehingga pendengar dapat dengan tidak canggung akan ikut
berpartisipasi. Humanisasi adalah humor karena orang paling gampang belajar
melalui humor. Dalam suatu komunikasi, yang dilihat orang laian dalah senyuman
anda.
9. Bersikap secara wajar
Cara berkomunikasi yang baik terakhir adalah dengan
menunjukkan sikap anda secara wajar karena terkadang ketika berkomunikasi baik
secara sadar ataupun tidak sadar beberapa orang dapat bertingkah berlebihan
yang padahal dapat merugikan diri sendiri.
Sumber:
Bert, Decker. 1990. Seni berkomunikasi
(menjalin hubungan yang lebih harmonis antar perorangan dalam bisnis) alih
bahasa oleh Rochmulyati Hamzah. Crisp publications, INC. binarupa
Aksara: Jakarta (1991)
Subscribe by Email
Follow Updates Articles from This Blog via Email
No Comments