Keluhan sang alam
Oleh: I Gede Murta
Suatu hari di sebuah tempat, ada sebuah rumput, ikan, belut,
dan tanah. Mereka sudah berteman sejak dulu. Hari itu panas terik sekali, lalu
mereka berbincang bincang. Rumput bertanya pada sungai, hai sungai bagaimana
keadaanmu sekarang ini?, apakah kau baik-baik saja?. Sungai pun menjawab, iya
aku baik-baik saja , tetapi lihatlah aku skarang, dulu aku bersih banyak
makhluk hidup bias hidup disini anak-ank bias berenang dengan bebas disini. Canda tawa di tubuhku.
Namun
lihatlah aku sekarang, aku sudah tak secerah dulu, aku sudah tak sejernih dulu.
Bahkan bias dibilang, aku sudah sangat kotor, tidak ada lagi makhluk hidup yang
bias hidup di tubuhku. Bahkan anak-anak yang bermain ditubuhku akan sakit
akibatku. Lalu rumputpun bertanya,
kenapa bias seperti itu sungai?. Aku juga tidak tahu. Tapi yang jelas ini
akibat dari ulah makhluk yang diciptakan paling sempurna oleh tuhan. Manusia.
Mereka melakukan hal yang bias membuatku begini. Mereka membuang sampah di
tubuhku. Berbagai macam sampah, mulai yang dating dari tubuhnya atau diluar
tubuhnya. Mereka sudah tak peduli lagi padaku. Mereka bilang bahwa aku adalah
sumber kehidupan, dan tak akan bias hidup tanpaku. Tapi kenapa mereka
mengotoriku, merusakku danyang ada di dalamnya. Kalau seperti ini, mereka sudah
bukan lagi makhluk yang paling sempurna. Karena kesempurnaan mereka sudah
luntur oleh sifat dan sikap buruk mereka.
Kemudian
rumput pun menjawab. Iya kau benar sungai, mereka kini sudah berbeda, mereka
seakan sudah kehilangan kesempurnaan mereka sebagai makhluk hidup dengan
menghilangkan pola piker mereka, kasih sayang mereka, tabiat mereka.. seakan
mereka kini lebih layak dibilang monster berbadan malaikat. Kau tahu sungai?,
mereka selalu berbicara tentang cinta, kasih sayang setiap detik, setiap hari..
seakan-akan aku sudah bosan oleh kata kata cinta itu. tetapi itu hanya sekedar
omongan belaka. Berbanding terbalik dengan tabiat mereka. Mereka tidak peduli
pada alam. Hanya mengambil keuntungan sebesar-besarnya. Tapi perhatian pada
lingkungan sekurang-kurangnya. Aku tak mengerti dengan mereka sekarang. Mereka
terlalu sibuk memikirkan diri mereka sendiri. Kapan mereka mau berubah???
Subscribe by Email
Follow Updates Articles from This Blog via Email
No Comments