Selasa, 05 Juni 2012

thumbnail

nyanyian alam


Keluhan sang alam
Oleh: I Gede Murta
Suatu hari di sebuah tempat, ada sebuah rumput, ikan, belut, dan tanah. Mereka sudah berteman sejak dulu. Hari itu panas terik sekali, lalu mereka berbincang bincang. Rumput bertanya pada sungai, hai sungai bagaimana keadaanmu sekarang ini?, apakah kau baik-baik saja?. Sungai pun menjawab, iya aku baik-baik saja , tetapi lihatlah aku skarang, dulu aku bersih banyak makhluk hidup bias hidup disini anak-ank bias berenang dengan  bebas disini. Canda tawa di tubuhku.
Namun lihatlah aku sekarang, aku sudah tak secerah dulu, aku sudah tak sejernih dulu. Bahkan bias dibilang, aku sudah sangat kotor, tidak ada lagi makhluk hidup yang bias hidup di tubuhku. Bahkan anak-anak yang bermain ditubuhku akan sakit akibatku.  Lalu rumputpun bertanya, kenapa bias seperti itu sungai?. Aku juga tidak tahu. Tapi yang jelas ini akibat dari ulah makhluk yang diciptakan paling sempurna oleh tuhan. Manusia. Mereka melakukan hal yang bias membuatku begini. Mereka membuang sampah di tubuhku. Berbagai macam sampah, mulai yang dating dari tubuhnya atau diluar tubuhnya. Mereka sudah tak peduli lagi padaku. Mereka bilang bahwa aku adalah sumber kehidupan, dan tak akan bias hidup tanpaku. Tapi kenapa mereka mengotoriku, merusakku danyang ada di dalamnya. Kalau seperti ini, mereka sudah bukan lagi makhluk yang paling sempurna. Karena kesempurnaan mereka sudah luntur oleh sifat dan sikap buruk mereka.
Kemudian rumput pun menjawab. Iya kau benar sungai, mereka kini sudah berbeda, mereka seakan sudah kehilangan kesempurnaan mereka sebagai makhluk hidup dengan menghilangkan pola piker mereka, kasih sayang mereka, tabiat mereka.. seakan mereka kini lebih layak dibilang monster berbadan malaikat. Kau tahu sungai?, mereka selalu berbicara tentang cinta, kasih sayang setiap detik, setiap hari.. seakan-akan aku sudah bosan oleh kata kata cinta itu. tetapi itu hanya sekedar omongan belaka. Berbanding terbalik dengan tabiat mereka. Mereka tidak peduli pada alam. Hanya mengambil keuntungan sebesar-besarnya. Tapi perhatian pada lingkungan sekurang-kurangnya. Aku tak mengerti dengan mereka sekarang. Mereka terlalu sibuk memikirkan diri mereka sendiri.  Kapan mereka mau berubah???

Subscribe by Email

Follow Updates Articles from This Blog via Email

No Comments